Artikel

RAHMAT

Sebut satu nama orang, sebarang nama orang, niscaya lebih kerap ketimbang tidak, makna paling substantif dari nama itu terhubung dengan Tuhan, nama Tuhan, sifat Tuhan, kebaikan Tuhan, atau “pekerjaan” Tuhan. Misalnya, nama Bambang, Agus, Joko yang umum di Jawa menunjuk makna gagah, ganteng, dan kuat, semakna dengan nama Charles atau Charlie di Inggris atau Karl di Jerman. Priscilla (terang Tuhan), Daniella (keadilan Tuhan), atau Emanuel (dekat dengan Tuhan), juga jelas terhubung dengan kebaikan Tuhan. Nama Kartini atau Kartono yang bersumber dari kata “karta” yang bermakna tenteram dan sejahtera, pun tunduk pada aksioma ini.

Kehidupan berlangsung dan berkelangsungan karena rahmat Tuhan. Khalid Muhammaad Khalid dalam buku jadul berjudul Muhammad Rasulullah Manusia Biasa, mensitir firman Tuhan yang mengabarkan, bahwa saat jagat raya digelar, Dia menciptakan seratus kebaikan atau kenikmatan. Sembilan puluh sembilan ditahan-Nya, satu diturunkannya ke semesta dunia. Satu yang diturunkan itulah “rahmat”, yang dengannya kehidupan terselenggara dengan baik dan penuh keseimbangan, hingga seekor anak kuda dengan nyaman menyusu kepada induknya tanpa terinjak oleh sang induk.

Di penghujung estafet kenabian, Tuhan mengirim utusannya menjadi kembaran sekaligus pasangan bagi satu nikmat yang telah ditebarnya terlebih dahulu di dunia. Kitab Suci mengabarkan kalam-Nya kepada Sang Nabi Suci, “Aku tidak mengutusmu kecuali agar engkau menjadi rahmat bagi seantero alam.” (al-Anbiya:107). Setelah alam semesta binasa di Hari Keguncangan, dan langit-bumi berganti dengan langit-bumi baru yang abadi, Surga ditampakkan nyata di hadapan kerumunan manusia dan jin yang sangat berharap dapat segera memasukinya, karena bukankah mereka tidak diceburkan ke dalam Jahanam, the Hellfire, sehingga berhak masuk surga? Namun Surga dengan kedelapan gerbangnya terkunci rapat, dan tak ada yang kuasa atau berwewenang membukanya, kecuali manusia rahmat, yaitu Baginda Muhammad (shalawat dan sejahjtera atasnya). Dengan ketukannya yang  penuh wibawa, portal surga terbuka, menampakkan pemandangan yang memukau disertai aroma yang wangi semerbak … “Di dalamnya diedarkan hidangan di atas pinggan-pinggan emas dan piala-piala kristal; juga tersedia segala yang diidamkan jiwa serta sedap dipandang mata. Kalian kekal di dalamnya.”  (Zukhruf:71)

Tidak sukakah kita, dalam serba keterbatasan kita, menjadi bagian dari rahmat Tuhan, yang bisa menghadirkan bagian surga di dunia, menjadi lantaran orang lain dan lingkungan kita terperciki rasa aman, kegembiraan dan kebahagiaan sebagai bagian dari kasih sayang Tuhan?

Mari kita memohon kepada-Nya, lewat doa di hari kesembilan Ramadhan ini …

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ لِيْ فِيْهِ نَصِيْبًا مِنْ رَحْمَتِكَ الْوَاسِعَةِ، وَاهْدِنِيْ فِيْهِ لِبَرَاهِيْنِكَ السَّاطِعَةِ، وَخُذْ بِنَاصِيَتِيْ اِلٰى مَرْضَاتِكَ الْجَامِعَةِ، بِمَحَبَّتِكَ يَا اَمَلَ الْمُشْتَاقِيْنَ۔

“Ya Allah, beri aku bagian dari kasih-Mu yang mahaluas, tunjuki aku kepada burhan-Mu yang terang-benderang,”Ya Allah, beri aku rezeki utk menyantuni para yatim, berbagi dengan sesama, menebar damai, dan berkarib dengan orang mulia … dengan kasih-Mu, duhai Arah Tujuan para Pencari.”

(Djarot Margiantoro)

Tinggalkan Balasan