Biro Bina Mental Spiritual setda DIY menyelenggarakan FGD pemajuan, pengelolaan dan pengembangan museum di DIY pada selasa, 29 Maret 2022 di ruang rapat unit 9 lantai 3 kompleks kepatihan Danurejan. FGD ini sebagai bentuk pelaksanaan fungsi Biro bina mental spiritual yakni penyiapan bahan dan koordinasi perumusan kebijakan, pemantauan dan evaluasi bidang kebudayaan, perpustakaan dan kearsipan
Tema dari FGD pemajuan, pengelolaan dan pengembangan museum di DIY ialah Museum sebagai Ruang Publik untuk Pemajuan Kebudayaan dan Pembangunan Karakter Bangsa menghadirkan narasumber Rully Andriadi, S.S dari Dinas Kebudayaan DIY, Daniel Haryoningrat selaku pengelola museum ullen sentalu, dan Donny S Megananda selaku pengurus barahmus DIY.
Focus Group Discussion ini menghasilkan beberapa rekomendasi diantaranya sebagai berikut
- Diperlukan adanya regulasi, yang mengatur bahwa keberadaan museum harus dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya pelajar sebagai muatan lokal dalam mata pelajaran terkait, sesuai dengan sepesifikasi museum yang bersangkutan.
- Keberadaan museum bukan hanya untuk generasi muda dan pelajar, wajib kunjung museum adalah juga wajib untuk mereka yang akan menempuh promosi jabatan. Bukan tidak mungkin, para pejabat baik di tingkat daerah maupun pusat, ada yang belum pernah ke museum.
- Untuk membangun mental bangsa menuju generasi yang berkarakter, museum hendaknya dipersyarakatkan dikunjungi oleh para ASN baru. Mereka wajib berkunjung ke museum dan menyampaikan laporannhya atas kunjungannya itu. Jangan sampai terjadi, mereka menghimbau agar anak-anak berkunjung ke museum, sementara mereka sendiri malah belum pernah.
- Museum perlu mitra untuk berkembang, diperlukan “suara sakti” yang mampu membangunkan para stakeholder untuk ikut terlibat (cawe-cawe) membangun dan memajukan museum. Museum adalah milik kita bersama, dan sudah seharusnya menjadi tanggung jawab bersama untuk memajukannya
