Berita Pendidikan

KAJIAN PENGEMBANGAN SMA NEGERI 1 SEYEGAN SEBAGAI SEKOLAH BERBASIS SAINS, BUDAYA, DAN OLAHRAGA (SBO)

Koentjaraningrat mengatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dibiasakan dan dijadikan sebagai kepribadian melalui proses belajar[1]. Di satu sisi, dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar anak didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan demikian, pendidikan sebagai suatu proses pembelajaran dalam kehidupan manusia secara praktis tidak dapat dipisahkan dari unsur nilai-nilai budaya.

Sektor pendidikan merupakan sektor strategis untuk menanamkan nilai-nilai budaya pada masyarakat. Konsep Hamemayu Hayuning Bawana yang digagas oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I adalah falsafah nilai budaya bagi kehidupan masyarakat Yogyakarta yang penting untuk dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Pandangan tersebut dapat menjadi pilar utama dalam mewujudkan cita-cita luhur tentang tata nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta yang berkelanjutan dengan berbasiskan nilai budaya.

Demi menggali potensi peserta didik secara maksimal dan tetap mengedepankan aspek kebudayaan, diperlukan adanya usaha lebih dalam mengintegrasikan nilai-nilai budaya ke dalam sistem pendidikan yang ada. Dengan tetap memperhatikan dinamika perkembangan jaman, konsep program pendidikan berbasis sains, budaya, dan olahraga (SBO) hadir sebagai sebuah inovasi dalam sistem pendidikan demi mewujudkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas.

Berangkat dari hal tersebut, pendidikan berbasis SBO sebagai upaya penanaman tata nilai budaya dalam diri peserta didik adalah salah satu strategi penting dalam mengimplementasikan nilai-nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta pada kehidupan masyarakat. Dengan tetap mengedepankan aspek sains, budaya, dan juga olahraga, SBO sebagai sebuah program pengelolaan maupun penyelenggaraan pendidikan jangka panjang hadir sebagai alternatif solusi dalam pelaksanaan proses pembelajaran dengan tetap berdasar pada sistem pendidikan nasional dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan maupun kearifan lokal. Integrasi kebudayaan yang dilakukan adalah dengan memasukkan nilai-nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta dengan tetap mengapresiasi budaya nasional serta budaya global yang bersifat positif.

SMA Negeri 1 Seyegan yang berlokasi di Tegal Getan, Margoagung, Seyegan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu sekolah yang menginisiasi program sekolah berbasis SBO untuk diterapkan ke dalam sistem pendidikan mereka. Berdasarkan potensi akademik, SMA Negeri 1 Seyegan terbilang unggul karena menempati peringkat pertama se-DIY dalam perolehan hasil Ujian Nasional tahun 2008/2009 dan peringkat pertama se-Kabupaten Sleman dalam hal jumlah peserta didik terbanyak yang diterima di perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN selama dua tahun terakhir (2021-2022). Tidak hanya itu, dari segi potensi non akademik SMA Negeri 1 Seyegan juga mampu untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas, hal ini dibuktikan dengan prestasi mereka dalam meraih beragam penghargaan pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) 2022. Dengan adanya program sekolah berbasis SBO, sekolah ini mencoba untuk membawa nilai-nilai kebudayaan lokal ke dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah, mulai dari pembiasaan pengucapan salam menggunakan bahasa Jawa, penerapan tata krama dalam bertingkah laku, hingga pembentukan kegiatan ekstrakurikuler yang bermuatan budaya dan kearifan lokal seperti gamelan, seni tari, hingga wayang. SMA Negeri 1 Seyegan juga turut berkontribusi dalam pelestarian adat istiadat masyarakat di sekitar lingkungan sekolah mereka. Salah satu bentuk kontribusi yang dilakukan adalah keterlibatan aktif mereka dalam upacara adat Mbah Bergas, yaitu sebuah ungkapan rasa syukur atas nikmat dan rezeki dari Tuhan pasca panen yang dilaksanakan satu tahun sekali pada hari Jum’at kliwon di bulan Mei.

Melihat berbagai potensi yang ada, SMA Negeri 1 Seyegan dapat dikembangkan sebagai sekolah yang lebih unggul baik dalam hal prestasi akademik maupun non-akademik melalui pelaksanaan program sekolah berbasis SBO. Namun sebagai sebuah program inisiasi, perlu diadakan kajian lebih lanjut mengenai program sekolah berbasis SBO agar penerapan program yang direncanakan dapat berjalan secara efektif.


[1] Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 144-146.

Tinggalkan Balasan