Artikel

Ridha Allah


Pintu-pintu Surga

“Saat Ramadhan tiba,” Manusia Agung itu, Muhammad Putera Abdullah saw, berkata, “pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu Neraka ditutup, dan setan-setan dirantai,” Dalam Kitab Suci, disebutkan Neraka memiliki tujuh kompartemen, masing-masing menjadi hunian bagi ragam jin dan manusia yang khas, semuanya musuh Tuhan, keras kepala meski salah dan sesat, hater kebenaran, dan para kawula kegelapan. Jika Neraka sebuah negeri, ia terbagi atas tujuh provinsi, yang sisi terluarnya berupa pintu, gerbang atau portal. (Lihat Surat Hijr:44).

Apa saja nama portal Neraka? Nabi Muhammad saw mendapat rincian dan penjelasan dari Jibril a.s. tentang enam di antaranya, yaitu: Gerbang Hawiyah (bagi orang beriman tetapi hidupnya didominasi perbuatan durhaka dan munkar), Gerbang Jahiim (bagi kaum penyembah selain Allah Sang Pencipta), Gerbang Saqar (bagi penentang shalat dan penganut ritus penyembahan yang dilarang Tuhan), Gerbang Lazhaa (bagi Iblis dan partainya), Gerbang Huthamah (bagi penentang Tuhan yang tamak harta), Gerbang Sa’iir (bagi kaum penentang Tuhan di masa sebelum Nabi Muhammad saw), dan Gerbang Ketujuh yang Jibril tidak menyebutkan namanya. Saat ditanyakan oleh Nabi saw, jawabnya, “Itu bagi umatmu, ya Rasul …” Nabi sampai pingsan karena kaget dan gusar, bahwa ternyata umatnya pun tidak aman dari ancaman Neraka. Setelah siuman, Jibril melanjutkan, “bagi umatmu yang banyak dosa dan tidak kunjung bertaubat hingga maut menjemputnya.”

Bagaimana dengan Surga? Berapa gerbangnya? Dalam Shahih Bukhari, Nabi Suci saw menyebut delapan gerbang. Empat yang pertama Gerbang Shalat, Gerbang Jihad, Gerbang Sedekah, dan Gerbang Puasa. Gerbang puasa ini bernama ar-Rayyan. Empat gerbang lainnya diperselisihkan dalam beberapa narasi. Ada yang menyebut: Pintu Kesabaran, Pintu Kanan, Pintu Ridha, dan Pintu Taubat. Ada juga yang merinci: Pintu Bakti, Pintu Haji, Pintu Dzikir, dan Pintu Ilmu.

Dari deskripsi ini kita jadi tahu, bahwa Surga terbuka dengan sebab laku kebajikan yang kita lakukan, dan keputusan kita masuk surga atau tidak ada di tangan Pemiliknya, yaitu Allah ‘Azza wa Jalla. Kedua, pintu Surga lebih banyak dibanding pintu Neraka, yang berarti peluang kebajikan lebih lebar ketimbang peluang jahat.

Dalam Ramadhan, pintu-pintu Surga dibuka. Pertanyaannya, apakah pintu-pintu itu dibuka bagi kita? Itu tergantung pada jiwa kita. Jika kita beramal baik dengan ikhlas dan istuiqamah, pintu-pintu itu dibukakan bagi kita. Tetapi kesediaan dan realisasi perbuatan baik bersumber dari kasih dan karunia Tuhan. Maka yang paling tepat adalah kita minta kepada-Nya untuk membuka pintu-pintu Surga dan menutup gerbang Neraka bagi kita. Ya, dengan mengkeataskan doa ini …

اَللّٰهُمَّ افْتَحْ لِيْ فِيْهِ اَبْوَابَ الْجِنَانِ، وَاَغْلِقْ عَنِّيْ فِيْهِ اَبْوَابَ النِّيْرَانِ، وَوَفِّقْنِيْ فِيْهِ لِتِلَاوَةِ الْقُرْاٰنِ، يَا مُنْزِلَ السَّكِيْنَةِ فِى قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ۔

Ya Allah, bukakan bagiku pintu-pintu Surga, katupkan dariku pintu-pintu Neraka, tuntun aku untuk men-tilawah Alquran, wahai Yang Menurunkan Damai di Hati Kaum Beriman.

(Djarot Margiantoro)

Tinggalkan Balasan