Artikel

Kekasih Allah

Kekasih Allah

Tuhan mempermaklumkan, “Siapa yang memusuhi kekasih-Ku, dengan ini Aku nyatakan perang terhadapnya!” (HR Bukhari). Siapa kekasih Tuhan? Haruskah ia nabi, rasul, ia yang mati syahid, yang terpenggal kepalanya, tercabik tubuhnya, terburai usunya dalam perang di jalan Tuhan? Nabi saw menukas ketidakmengertian kita, “Mereka bukan nabi, bukan pula golongan syuhada, tapi bikin iri para nabi dan syuhada di Hari Kiamat, karena kedudukan istimewa mereka di hadapan Allah.” (HR Ahmad).

Bisakah kita jadi kekasih-Nya? Jika kita beriman dan bertaqwa, kita punya peluang jadi kekasih-Nya. Tapi peluang kita bisa koyak jika syarat lain, yaitu istiqamah –konsisten dalam kebenaran, kebaikan, dan keikhlasan—tidak terpenuhi. Taruh kata, kita sekarang dalam keadaan beriman kepada Tuhan yang kita puja, kitab suci yang kita yakini, Qiyamat yang makin hampir terjadi. kita pernah atau kadang berbuat baik, shalat khusyu’, berderma dengan dada hampa dari pretensi, menolong orang susah dengan hati gerimis, tahajud atau berbisik kepada Tuhan dengan air mata bercucuran … kita akan jadi waliyullah jika kita lakukan itu semua tanpa henti, menerus, tak kenal bosan atau letih.

“Ketahuilah, kekasih-kekasihku tak tersentuh oleh rasa cemas atau takut,” demikian gambaran Tuhan tentang para wali-Nya (Yunus:62). Artinya, Tuhan menjamin keselamatan dan keamanan mereka di dunia dan kebahagiaan di Akhirat, apapun profesi, kedudukan, atau status sosial mereka.

Karena ketinggian kedudukan (maqam) mereka di sisi Tuhan, hidup mereka dijenuhi oleh cahaya dan dipenuhi dengan kemuliaan. Itu yang dikenal dengan jargon karamah, yang bergeser ucapannya jadi “keramat”. Lalu di kalangan orang awam, keramat diasosiasikan dengan segala perihal, perilaku, dan kemampuan yang aneh, irasional, extraordinary, bahkan supranatural, seperti kemampuan berpindah tempat dengan cepat tanpa wahana, hadir di dua atau banyak tempat sekaligus, kesaktian, tahu yang bakal terjadi, berjalan menapak air, berdiri di atas daun pisang di pohonnya, menebak isi pikiran orang lain, menemukan barang hilang atau dicuri, menginfokan yang bakal terjadi, dll. Ini tidak selalu benar. Bisa jadi sekutu atau kekasih setan (waliyu sy-syaithan) diberi kelebihan oleh pelindung mereka untuk menampilkan hal-hal spektakuler semacam itu.

Tinggalkan Balasan